Ahlan wa Sahlan

Delete this widget from your Dashboard and add your own words. This is just an example!

Sepucuk Surat untuk Sahabat

Senin, Januari 10

Surat untukmu semua sahabatku...

Hari ini kawan, kutuliskan sebuah bait-bait kehidupan yang pernah kulalui bersama kalian dengan suka dan duka. Sejenak terbesit ingin kubuat lembaran-lembaran cerita yang bersatu dalam jilid buku.

Untukmu sahabatku,

Bagaimana kabarmu hari ini, mungkin seperti biasa. Bangun mu setiap pagi masih terasa menyakitkan dengan penat dikepala akibat terlalu malam dirimu tidur. Masih dengan rutinitas tugas-tugas kuliah yang menumpuk bersama deadline tugas semakin sempit. Ataukah daya keuangan yang mulai tidak berdaya terkapar di padang kering kerontang bersama debu-debu kelaparan.

Mungkinkah hari ini menjadi bangun tidur sepanjang masa hidupmu di dunia yang paling segar. Seakan matahari tersenyum manja padamu. Cahayanya yang masuk melewati jendela kamar terasa hangat membawa kesemangatan. Riuhnya burung membuatmu tersenyum bahagia karena senandungnya yang indah memberi suasana pagi yang menyenangkan.

Terlepas dari itu semua aku akan selalu menyambutmu dengan gegap gempita sepanjang pagi, sepanjang siang, sepanjang senja, sepanjang malam. Jangan tanyakan kenapa. Pertanyaan itu hanya bisa kujawab sendiri tanpa kau tahu. Karena dengan menyambut kalian sebuah kesemangatan merasuk dalam sela-sela jari jemariku. Tak henti mengetuk keyboard menceritakan betapa berartinya kalian dalam hidup seorang. Tanpa kalian sadari, atau bahkan ada yang sudah menyadari. Itu bagus.

Mari sahabat, satukan hati dan jiwa kita untuk membuat sebuah peradaban. Peradaban yang jauh dari kekerasan, dari kemudaratan, dari kesia-siaan. Perabadan yang beradab, menjadi tolok ukur sejarah terjaya yang pernah ada. Walaupun tak sesempurna waktu sang Rasul hidup. Tetapi semangat yang berkobar dan keteguhan dalam melangkah akan bertabur bunga nan mewangi membuat apa yang akan tercapai nanti begitu renyah terasa.

Sahabat, maafkan jika bahasa yang kugunakan terlalu puitis. Karena itu adalah bahasa yang mampu kusuguhkan dengan hangat, bersama secangkir senyum dariku dan sepiring kudapan cinta. Walau hanya secangkir semoga dapat melegakan tenggorokanmu yang haus akan ukhuwah. Dan mengenyangkan walau hanya sesaat. Nanti Sahabat, ketika kita bertemu secara nyata diperaduan terakhir. Kita akan berbincang lebih lama.

Beberapa bait kalimat ini akan menorehkan sebuah sejarah nantinya untuk memancarkan kesemangatan baru ditengah kebosanan-kebosanan yang kalian buat sendiri. Seperti ini saja semoga kalian suka dan mampu menangkap pesan yang kusampaikan untuk kalian. Sahabat terbaikku…. J

Dony Kusuma Ariwibawa, 9:47, Semarang-3-01-11.



Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer

0 komentar:

Posting Komentar